1. Metode dakwah dalam al-quran
Sesuai dengan quran surat an-nahl
ayat 125 yang kurang lebih artinya sebagai berikut selurah manusia ke
jalan tuhanmu, dengan cara hikmah, pelajaran yang baik, dan berdiskusilah
dengan mereka dengan cara yang baik pula. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang
lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalannya dan Dialah yang
lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. Dari ayat tersebut
ada tiga bentuk metode dakwah yaitu metode hikmah, mauidzoh hasanah dan
mujadalah.
1.1. Dakwah dengan menggunakan metode
hikmah
Kata hikmah berasal dari bahasa arab
hakama yahkumu hukman yang diartikan secara makna aslinya adalah mencegah. Jika
dikaitkan dengan kegiatan dakwah, hikmah dapat diartikan menghndari hal-hal
yang kurang relevan dalam melaksanakan tugas dakwah. Kata hikmah seringkali
diterjemahkan dalam pengertian bijaksana, yaitu suatu pendekatan sedemikian
rupa sehingga pihak objek dakwah mampu melaksanakan apa yang didakwahkan atas
kemaunnya sendiri, tidak merasa ada paksaan , konflik, maupun rasa tertekan.
Menurut syaikh Nawawi Albantani,
dalam tafsir al-Munir bahwa Alhikmah adalah Al-hujjah Al-qoth’iyyah Al-mufidah
li Al-‘aqaid Al-yaqiniyyah (hikmah adalah dalil-dalil (argumentasi) yang qath’I
dan berfaedah bagi kaidah-kaidah keyakinan).
Hikmah merupakan suatu metode
pendekatan komunikasi yang dilaksanakan atas dasar persuasive. Karena dakwah
bertumpu pada human oriented maka konsekuensi logisnya adalah pengakuan dan
penghargaan pada hak-hak yang bersifat demokratis, agar fungsi dakwah yang
utama (bersifat informatif) sebagaimana ketentuan al-quran surat al-ghasiyyah
ayat 21-22 yang artinya bahwasanya engkau ituadalah yang member
peringatan. Kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka.
Menurut Sa’id bin Ali bin Wakif
Al-Qhattani, bahwa al-hikmah mempunyai arti sebagai berikut:
a. Menurut etimologi (bahasa)
Æ Adil, ilmu, sabar, kenabian, Al-Quran
dan injil
Æ Memperbaiki dan terhindar dari
kerusakan
Æ Ungkapan untuk mengetahui sesuatu
yang utama dengan ilmu yang utama
Æ Objek kebenaran (al haq) yang didapat
melalui ilmu dan akal
Æ Pengetahuan atau ma’rifat
b. Menurut terminology (istilah)
Para ulama’ berbeda penafsiran
mengenai kata al-hikmah, baik yang ada dalam al-quran maupun sunnah, antara
lain:
Æ Valid (tepat) dalam perkataan dan
perbuatan
Æ Mengetahui yang benar dan
mengamalkannya (ilmu dan amal)
Æ Wara’ dalam din (agama) Allah
Æ Meletakkan sesuatu pada tempatnya
Æ Menjawab dengan tegas dan tepat dan
seterusnya.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa
hikmah mengajak manusia menuju jalan Allah tidak terbatas pada perkataan
lembut, member semangat, sabar, ramah, dan lapang dada, tetapi juga tidak
melakukan sesuatu melebihi ukurannya. Dengan kata lain yang harus menempatkan
sesuatu pada tempatnya.
1.2. Dakwah dengan menggunakan metode
mauidzoh hasanah
Secara bahasa mauidzoh hasanah
terdiri dari dua kata yaitu mauidzoh dan hasanah. Kata mauidzoh berasal dari
kata wa’adza ya’idzu wa’dzan yang berarti nasihat, bimbingan, pendidikan dan
peringatan, sementara hasanah mempunyai arti kebaikan. Secara istilah kata
mauidzoh hasanah dapat diartikan sebagai berikut:
a. Menurut imam Abdullah bin Ahmad
An-Nasa’I yang dikutip oleh H. Hasanuddin adalah sebagai berikut:
perkataan-perkataan yang tidak tersembunyi bagi mereka, bahwa engkau memberikan
nasehat dan menghendaki manfaat kepada mereka atau dengan al-quran.
b. Menurut Abdul Hamid Al Bilali
mauidzoh hasanah merupakan salah satu metode dalam dakwah untuk mengajak ke
jalan Allah dengan memberikan nasihat atau membimbing dengan lemah lembut agar
mereka mau berbuat baik.
Mauidzoh hasanah atau nasihat yang
baik, maksudnya adalah memberikan nasihat kepada orang lain dengan cara yang
baik, yaitu petunjuk-petunjuk kea rah kebaikan dengan bahasa yang baik, dapat
diterima, berkenan dihati, menyentuh perasaan, lurus dipikiran, menghindari
sikap kasar, dan tidak mencari atau menyebut kesalahan audience sehingga objek
dakwah dengan rela hati dan atas kesadarannya dapat mengikuti ajaran yang
disampaikan oleh pihak subjek dakwah. Jadi, dakwah bukan propaganda.
Menurut Ali Mustafa yakub, bahwa
mauidzoh hasanah, adalah ucapan yang berisi nasihat-nasihat baik dan bermanfaat
bagi orang yang mendengarkannya, atau argument-argumen yang memuaskan sehingga
pihak audience dapat membenarkan apa yang disampaikan oleh objek dakwah.
1.3. Dakwah dengan menggunakan metode
mujadalah
Dari segi etimologi kata mujadalah
diambil dari kata jadala yang bermakna memintal, melilit. Apabila ditambahkan alif
pada huruf jim dabpat bermakna berdebat. Dari segi istilah al mujadalah berarti
upaya tukar pendapat yang dilakukan oleh dua pihak secara sinergis, tanpa
adanya suasana yang mengharuskan lahirnya permusuhan diantara keduanya.
Mujadalah adalah berdikusi dengan
cara yang baik dari cara-cara berdiskusi yang ada. Mujadalah merupakan cara
terakhir yang digunakan untuk berdakwah manakala kedua cara terakhir yang
digunakan untuk orang-orang yang taraf berpikirnya cukup maju, dan kritis
seperti ahli kitab yang memang telah memiliki akal ke agamaan dari para utusan
sebelumnya. Oleh karena itu, Al quran juga telh memberikan perhatian khusus
kepada ahli kitab, yaitu melarang berdebat dengan mereka kecuali dengan cara
terbaik. Seperti dalam Firman Allah surat Al-Ankabut ayat 46 yang
artinya dan janganlah kamu berdebat dengan ahli kitab (yahudi dan nasroni)
melainkan dengan cara yang lebih baik. Kecuali dengan orangorang zhalim
diantara mereka.
Dari ayat tersebut, kaum muslimin
(terutama juru dakwah) dianjurkan agar berdebat dengan ahli kitab cara yang
baik, sopan santun dan lemah lembut kecuali jika mereka telah memperlihatkan
keangkuhan dan kezaliman yang keluar dari bats kewajaran.
2. Metode dakwah menurut para ahli
Apabila ditinjau dari sudut pandang
yang lain, metode dakwah dapat dilakukan pada berbagai metode yang lazim
dilakukan dalam pelaksanaan dakwah.. metode-metode tersebut adalah sebagi
berikut:
a. Metode ceramah
Metode
ceramah adalah metode yang dilakukan dengan maksud untuk menyampaikan
keterangan, petunjuk, pengertian, dan penjelasan tentang sesuatu kepada
pendengar dengan menggunakan lisan.
Metode ceramah merupakan suatu teknik
dakwah yang banyak diwarnai oleh cirri-ciri karakteristik bicara oleh seorang
da’I pada suatu aktivitas dakwah. Metode ini harus diimbangi dengan kepandaian
khusus tentang retorika, diskusi, dan factor-faktor lain yang membuat pendengar
merasa simpatik dengan ceramahnya. Metode ceramah ini, sebagai metode dakwah
bil lisan, dapat berkembang menjad metode Tanya jawab dan diskusi.
b. Metode Tanya jawab
Metode Tanya
jawaba adalah metode yang dilakukan dengan menggunakan Tanya jawab untuk
mengetahui sampai sejauh mana ingatan atau pikiran seseorang dalam memahami
atau menguasai materi dakwah, disamping itu, juga untuk merangsang perhatian
penerima dakwah.
Metode Tanya jawab sebagai suatu cara
menyajikan dakwah harus digunakan bersama-sama dengan metode lainnya, seperti
metode ceramah. Metode Tanya jawab ini sifatnya membantu kekurangan-kekurangan
yang terdapat pada metode ceramah.
c. Metode diskusi
Dakwah
dengan menggunakan metode diskusi dapat memberikan peluang peserta diskusi
untuk ikut member sumbangan pemikiran terhadap suatu masalah dalam materi
dakwah. Melalui metode diskusi da’I dapat mengembangkan kualitas mental dan
pengetahuan agama para peserta dan dapat memperluas pandangan tentang materi
dakwah yang didiskusikan. Dakwah dengan menggunakan metode diskusi ini dapat
menjadikan peserta terlatih menggunakan pendapat secara tepat dan benar tentang
materi dakwah yang didiskusikan, dan mereka akan terlatih berpikir secara
kreatif dan logis (analisis) dan objektif.
d. Metode propaganda (di’ayah)
Metode
propaganda adalah suatu upaya untuk menyiarkan islam dengan cara mempengaruhi
dan membujuk massa secara missal, persuasive, dan bersifat otoritatif (paksaan).
Propaganda dapat digunakan sebagai salah satu metode dakwah. Metode ini dapat
digunakan untuk menarik perhatian dan simpatik seseorang. Pelaksanaan dakwah
dengan metode propaganda dapat digunakan melalui berbagai macam media, baik
auditif, visual maupun audio visual. Kegiatannya dapat disalurkan melalui
pengajian akbar, pertunjukan seni hiburan, pamplet dan lain-lain.
e. Metode keteladanan
Dakwah
dengan menggunakan metode keteladanan atau demonstrasi berarti suatu cara
penyajian dakwah dengan memerikan keteladanan langsung sehingga mad’u akan
tertarik untuk mengikuti kepada apa yang dicontohkannya. Metode dengan cara ini
dapat dipergunakan untuk hal-hal yang berkaitan dengan akhlak, cara bergaul,
cara beribadah, berumah tangga, dan segala aspek kehidupan manusia. Nabi
sendiri dalam perikehidupannya merupakan teladan bagi setiap manusia.
f.
Metode
drama
Dakwah
dengan menggunakan metode drama adalah suatu cara menjajakan materi dakwah
dengan mempertunjukkan dan mempertontonkan kepada mad’u agar dakwah dapat
tercapai sesuai yang ditargetkan. Dalam metode ini, materi dakwah disuguhkan
dalam bentuk drama yang dimainkan oleh para seniman. Drama tersebut sebagai
salah satu metode dakwah sekaligus merupakan teatr dakwah. Dakwah dengan
menggunakan metode drama ini terkenal sebagai pertunjukkan khusus untuk
kepentingan dakwah.
g. Metode silaturrahim (home visit)
Dakwah dengan
menggunakan metode home visit atau silaturrahim, yaitu dakwah yang dilakukan
dengan mengadakan kunjungan kepada suatu objek tertentu dalam rangka
menyampaikan isi dakwah kepada penerima dakwah. Dakwah dengan menggunakan
metode silaturrahim dapat dilakukan melalui silaturrahim, menengok orang sakit,
ta’ziyah dan lain-lain. Dengan cara seperti ini, manfaatnya cukup besar dalam
rangka mencapai tujuan dakwah
Metode home visit dimaksudkan agar
da’I dapat memahami dan membantu meringankan beban moral yang menekan jiwa
mad’u dengan metode ini, da’I akan mengetahui secara dekat kondisi mad’unya dan
dapat pula membantu mengatasi kesulitankesulitan yang dihadapi mad’u. metode
ini banyak manfaatnya, disamping untuk mempererat persahabatan dan persaudaraan
juga dapat dipergunakan oleh da’I itu sendiri untuk mengetahui kondisi
masyarakat disuatu daerah yang dia kunjungi.